Translate

Selasa, 23 Desember 2014

agresivitas


A.    Pengertian  Agresivitas
Agresivitas merupakan konsep dinamis yang terkait dengan tahap perkembangan individu. Menurut pendapat Baron dan Byrne (2005:136)  bahwa agresivitas merupakan tindakan agresi dan pelanggaran yang meyebabkan atau di maksudkan untuk meyebabkan penderitaan dan menyakiti orang lain. Menurut Bandura (2009:150) agresivitas sebagai tingkah laku sosial yang di pelajari  atau salah satu pemahamannya adalah tingkah laku agresi merupakan bentuk tingkah laku yang rumit. Menurut Krahe  (2005:16) agresivitas merupakan segala bentuk perilaku yang dimaksudkan untuk menyakiti atau melukai makhluk hidup lain baik dengan verbal maupun non verbal. Dan menurut Breakwell (1998:17) mendefinisikan agresif sebagai bentuk perilaku yang dimaksudkan untuk menyakiti atau merugikan seseorang yang bertentangan dengan kemauan orang lain.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa agresivitas merupakan pakan perilaku yang melukai orang lain atau siksaan yang disengaja untuk menyakiti orang lain.
B.     Aspek- aspek Agresivitas 
 Menurut Wills (2010:123) mengatakan bahwa persepsi terhadap tayangan ditelevisi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi kepada individu yang mengaitkan beberapa aspek persepsi sebagai efek dari penyiksaan, perkelahian, dan pembunuhan yang menyebabkan perilaku meniru, reaksi emisional, dan kecendrungan prilaku agresif. Lebih lanjut Menurut Taylor (2009:524-526) aspek persepsi terhadap tayangan kekerasan ditelevisi terdiri dari beberapa aspek, antara lain:
a.       Aspek kognitif
 Aspek kognitif mengenai tayangan kekerasan berupa citra atau persepsi yang dibangun individu saat dan sesudah menonton tayangan kekerasan ditelevisi. Persepsi tentang dunia dipengaruhi oleh apa yang dilihatnya dalam televisi. Efek kognitif dari tayangan kekerasan ditelevisi meliputi pengetahuan teknis tiap individu akan tidak kekerasan individu yang menonton tayangan kekerasan akan mengetahui bagaimana gaya berkelahi. Efek kognitif  tayangan kekerasan berhubungan dengan penilaian individu mengenai realitas yang ditampilkan televisi dengan realitas sebenarnya.
b.      Aspek afektif
Tayangan kekerasan dan kekerasan dilayar televisi, telah lama menimbulkan kegelisahan. Menurut penelitian, remaja yang telah menonton tayangan kekerasan dilayar televisi mengalami susah tidur, karena terbayang peristiwa tersebut. Fenomena tersebut menggambarkan meningkatnya kecemasan pada diri seseorang sesudah menonton tanyangan kekerasan, hal ini berarti bagaimana empati tiap individu mengenai kekerasan yang terjadi pada realitas ditelevisi dengan realita nyata, terutama kepada korban atau perilaku kekerasan. Media televisi dapat memberikan efek yang tajam dari tayangan kekerasan terhadap khalayak salah satunya yakni desensitization effects. Berkurang atau hilangnya kepekaan kita terhadap kekerasan itu sendiri.
c.       Aspek konatif
Perilaku meniru adegan kekerasan yang ditayangkan ditelevisi, dimana suatu kejahatan yang dilaporkan dimedia kemudian ditiru oleh individu. Lebih lanjut dijelaskan oleh Sugihartono (dalam Taylor (2009:7) bahwa persepsi dipengaruhi oleh:
·         Pengetahuan, pengalaman atau wawasan individu
·         Kebutuhan individu
·         Kesenangan dan hobi individu
·         Kebiasaan atau pola hidup sehari-hari
d.      Aspek Behavioral (perilaku)
Merupakan aspek tentang Behavioral (perilaku), dampak dari tayangan kekerasan ditelevisi dapat mempengaruhi perilaku masyarakat.
 Menurut Suminar (2004:160) ada beberapa aspek yaitu aspek fisik, aspek psikologis, aspek sosial dan aspek ekonomi.
a.        Aspek fisik : terjadi pola kehidupan
b.      Aspek psikologis : berupa perasaan ketakutan, muncul gejala depresi, merasa tidak berdaya, menurunya gairah untuk menjalani  kehidupan sehari- hari, bahkan muncul keinginan  untuk mengakhiri hidup.
c.       Aspek sosial : timbul perasaan malu terhadap orang lain dan terbatasnya interaksi dengan orang lain.
d.      Aspek ekonomi : korban harus mengeluarkan biaya untuk pengobatan fisik  dan kesulitan untuk    memenuhi  kebutuhan hidup.
Menurut Baron dan Byrne (2005:140-141) ada beberapa aspek agresivitas remaja diantaranya:
a.       Agresi fisik.
Perilaku yang dimaksudkan menyakiti fisik individu lain. Misalnya: memukul, menendang.
b.      Agresi verbal
 Perilaku yang dimaksud mengancam, memaki, dll.
c.       Agresi pasif
Perilaku dimaksudkan menyakiti individu lain tapi tidak dengan fisik ataupun verbal melainkan dengan menolak bicara, tidak menjawab pertanyaan dan tidak peduli.
Berdasarkan diatas dapat disimpulkan bahwa persepsi terhadap tayangan kekerasan di televisi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi kepada individu yang mengaitkan aspek persepsi yaitu aspek kognitif, afektif, konatif, dan behavioral (perilaku), aspek fisik, aspek psikologi, aspek sosial, aspek ekonomi, agresi verbal dan agresi pasif.
C.    Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Agresivitas
Baron dan Byrne (2003:533) menyatakan ada 2 kondisi penyebab timbulnya agresivitas remaja, yaitu kondisi internal dan kondisi eksternal.
Kondisi internal terdiri dari:
a.       Kepribadian
Keseluruhan cara seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain.
b.      Hubungan Interpersinal
Sebagai hubungan yang erat yang terjadi antara dua individuatau lebih
c.       Kemampuan
kesanggupan, kecakapan, kakuatan kita berusaha dengan diri sendiri atau  kemampuan sebagai suatu dasar seseorang yang dengan sendirinya berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan secara efektif atau sangat berhasil
Kondisi eksternal terdiri dari:
a.       Frustasi
Penyebab yang sangat kuat dari agresi  atau kegagalan dalam mencapai tujuan
b.      Profokasi
Tindakan oleh orang lain yang cenderung memicu agresi pada diri si penerima, sering kali karena tindakan tersebut di persepsikan berasal dari maksud yang jahat
c.       Model yang kurang baik
Orang yang melakukannya tidak ingin atau tidak dapat melakukan agresi terhadap sumber provokasi awal
 Afiati (2002:25) menyebutkan beberapa faktor penyebab timbulnya perilaku agresif, diantaranya yaitu:
a.       Faktor keluarga
Kondisi keluarga dapat memicu timbulnya perilaku agresif remaja, antara lain sikap penolakan     orang tua terhadap anak, komunikasi yang kurang baik antara orang tua dan anak, tidak konsistennya orangtua dalam menerapkan aturan dan disiplin sehingga anak mengalami kegagalan dalam mengembangkan identitas diri, kondisi keluarga yang tidak menyenangkan, dan lain- lain.
b.      Faktor media massa
Banyak penelitian yang mengungkap bahwa media massa, khususnya televisi, yang menampilkan adegan kekerasaan dan kejahatan turut berperan dalam memunculkan perilaku agresif remaja, karena remaja suka meniru adegan kekerasan yang dilihatnya di televisi. Semakin banyak remaja menonton kekerasan melalui televisi, maka tingkat agresi remaja akan semakin meningkat pula.
 Menurut Dariyo (2004:109) menyebutkan beberapa faktor penyebab timbulnya perilaku agresif, diantaranya yaitu:
a.       Kondisi keluarga yang berantakan (broken home).
Keluarga yg integritas, hubungan akrab, dan solidaritasnya telah rusak oleh ketegangan dan konflik
b.      Kurangnya perhatian dan kasih sayang orang tua.
Akibat dari kurangnya perhatian dan kasih sayang orang tua mempengaruhi tingkat agresif remaja
c.       Status sosial ekonomi orang tua yang rendah.
 Dimana akibat status sosial ekonomi orangtua rendah, remaja akan semakin melukai orang lain dan akan meningkatkan perilaku agresif dalam situasi hidup sehari- hari
d.      Penerapan disiplin keluarga yang tidak tepat (kurang).
Dari kurangnya perilaku disiplin dalam keluarga, remaja akan bertingkah laku agresif karena kurangnya binaan dari orangtua
Berdasarkan diatas dapat disimpulkan bahwa agresivitas merupakan konsep dinamis yang terkait dengan perkembangan individu. Beberapa faktor penyebab agresivitas antara lain: Kondisi keluarga yang berantakan, kurangnya perhatian dan kasih sayang orangtua, status sosial ekonomi orangtua yang rendah, penerapan disiplin keluarga yang tidak tepat, dan pengaruh sosial budaya dalam kehidupan sosialisasi individu. Dan dari faktor keluarga, faktor media massa, faktor internal dan eksternal.

5 komentar:

  1. Kak bisa minta daftar pustakanya? Mohon bantuannya kak terimakasih :)

    BalasHapus
  2. bedanya agresivitas dengan perilaku agresif apa ya?

    BalasHapus
  3. Iya dafpus dong
    Dan mohon jelaskan bedanya perilaku agresif dengan agresivitas...
    apakah agresivitas baru hanya sekedar sifatnya sedangkan perilaku agresif itu sdh bnr2 trjdi kekerasan fisik maupun verbal

    BalasHapus
  4. Iya dafpus dong
    Dan mohon jelaskan bedanya perilaku agresif dengan agresivitas...
    apakah agresivitas baru hanya sekedar sifatnya sedangkan perilaku agresif itu sdh bnr2 trjdi kekerasan fisik maupun verbal

    BalasHapus
  5. eeahhh adminnya bingung diminta dapus sama penjelasannya. kasih penjelasannya dong min, jangan asal share aja wkwkw

    BalasHapus